Perlahan-lahan cahaya matahari menghilang
di ufuk Barat. Terdengar suara adzan maghib dari surau terdekat dari rumah
Rara. Rara pun bergegas menutup jendela kamarnya, dan segera mengambil air
wudhu untuk sholat maghrib. Sebelumnya ia melihat sunrise di atas genting
rumahnya sambil menitikkan air mata kesedihannya.
Malam ini adalah malam minggu. Biasanya
malam ini adalah malam yang sangat ditunggu oleh teman-teman sebayanya. Tapi
lain halnya dengan Rara, seperti biasanya ia selalu melewati malam minggu
sendirian tanpa ada teman yang menemaninya.
Sorot sinar mentari menyinari wajah
Rara. Rara terbangun dan membuka jendela kamarnya dan menyapa burung-burung
yang sedang berkicau. “Pagi dunia..Happy Sunday morning”. Ia berlari ke kamar
mandi. Setelah ia mandi, dibuka hpnya yang ternyata ada sms dari sahabatnya
Kiara.“maaf ya Rara, hari ini aku enggak bisa temenin kamu ke taman soalnya aku
diajak ibu ke rumah nenekku yang lagi sakit. Maaf ya ?” Semangat liburnya pun
hilang sudah karena sahabatnya tak bsa menemaninya. Hari ini bener-bener hari
yang tak pernah terkira dan tak pernah ku inginkan, ucap Rara dalam hatinya
sambil mendengar musik kesukaannya.
Senin pagi dengan tergesa-gesa ia
mengayuh sepedanya ke sekolah. Rara
terlambat ke sekolah, ia langsung menuju lapangan belakang untuk melaksanakan
upacara bendera.
Setelah upacara ia berjalan menuju
kelasnya melewati lorong yang sunyi sendirian. Selalu ia tak konsentrasi dengan
pelajaran yang tengah ia hadapi, karena ia selalu memikirkan mantan kekasihnya
yang masih ia suka dan telah pergi tuk melanjutkan sekolah di luar kota.
Ketika bel istirahat berbunyi Rara
membaca sms dari Rasha yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
To
: Rara
From
: Rasha
Rara, besok aku tunggu kamu di taman
deket sekolah sepulang sekolah nanti. Kamu dateng ya!
Rara kaget bukan main ketika membaca sms
dari Rasha. Ia menebak-nebak dan sangat penasaran dengan apa yang akan Rasha
bicarakan kepadanya. Malam ini Rara membayangkan dirinya sedang berduaan dengan
Rasha sepedi dulu lagi. “Uuhh..aku ga boleh gini.. masak harus flashback ? ga
ga ga” gumam Rara dengan perasaan gundah.
Di sekolah pun ia masih merasa gundah
dan memikirkan hal tersebut. Sepulang sekolah ia bertemu dengan seorang cowok
ganteng yang duduk di taman dekat sekolahnya
seperti orang yang sedang mencari sesuatu. Rara mengira dia adalah Rasya, tapi
ternyata bukan. “Hai.. siapa namamu...?” tanya si cowok itu. “Aku Rara kelas 9B,
kamu ?” “Aku Randy kelas 9E, murid baru SMP ini.” Ucap cowok ganteng itu sambil
memamerkan deretan giginya yang putih.
Randy terlihat sangat senang berkenalan
dengan Rara. Ia mengajak Rara menonton di bioskop kesayangannya. “Eemm..
Rara yukk nonton. Ada film horor baru
lho.. kamu suka film horor..?” “Eemm.. pa iyaa ? aku suka banget film horor..”
jawab Rara dengan menebar senyum kepada Randy.
Selepas Rara menonton dengan Randy, ia
baru ingat jika ia ada ketemuan dengan Rasha. “Aadduuhh.. gimana aku ini..
kenapa jadi lupa sih..” ucapnya dengan perasaan menyesal.
Malamnya Rasha mengirim sms kepada Rara
“Kenapa tadi kamu tidak datang ? aku sudah menunggumu.” Rara menjelaskan
kejadian yang tadi terjadi. Rasha menjelaskan bahwa ia ingin mengajak Rara
untuk kembali menjalin kasih dengannya. Rara sangat kaget dengan apa yang
dikatakan oleh Rasha. Ia meminta waktu kepada Rasha untuk menjawabnya karena ia
merasa ada perasaan lain setelah bertemu dengan Randy.
Paginya saat Rara berangkat sekolah
keadaannya sangat ramai. Ternyata banyak temannya yang menyukai Randy. “Ra..?”
“hmm..????” jawab Rara. Randy langsung memegang erat tangan Rara dan
mengajaknya lari. “Aaduuhh.. Randy pelan-pelan dong.. aku baru aja berangkat
langsung kamu ajak lari.” “Maaf maaf.. tapi gapapa kan sekalian olahraga..
ehhheee..” ucap Randy sambil mengajak Rara untuk duduk di bangku taman
sekolahnya. “Iya Ran, gapapa kok.. ehhe..” “Rara, tadi aku males banget disana.
Banyak yang ngejar-ngejar aku buat dapetin nomor hp aku.” kata Randy dengan nada menjelaskan. “Aahhhhaa.. kamu sih
Ran, terlalu ganteng.” “Apa kamu bilang..? bisa diulang lagi ?” “Ahh, sudahlah
lupakan.” kata Rara.
Saat malam hari, Rara masih terus
memikirkan cowok ganteng itu. menurut hati Rara, Randy itu ganteng, baik, ramah
dan juga sopan. Rara bingung dengan rasa yang ia alami “Apakah ini yang
dinamakan move on ?” Rara tersenyum dan merasa senang. Ia tarik selimutnya dan
tidur dengan pulas.
Pagi hari ia berangkat ke sekolah, Randy
telah menunggunya di depan pintu masuk sekolah sambil melambaikan tangan kepada
Rara. Mereka berjalan bersama menuju kelas masing-masing. Saat pelajaran Rara
masih terus memikirkan Randy yang selalu datang dalam mimpi dan lamunannya.
Seperti biasa, saat istirahat Randy dan Rara pergi bersama ke bangku taman.
“Rara, boleh ga aku mau bilang sesuatu ?” “Bilang apa ?” tanya Rara penasaran.
“Sebenernya.. aku.. aku itu.. cinta sama kamu, kamu mau ga jadi pacarku ?”
“Maaf Ran.. aku.. akk..akuu.. enggak bisa.” Rara menjawab dengan terbata-bata.
“Kenapa Ra ?” tanya Randy dengan heran. “Aku.. aku ga bisa nolak Ran.” Jawab
Rara sambil tertawa. “Ahh.. Rara, kamu ngagetin aku aja. Makasih cantik.” Ucap
Randy dengan perasaan gembira. “sama-sama ganteng.” Jawabnya sambil tersenyum. Banyak
teman-temannya yang tidak suka melihat mereka berdua menjalin hubugan. Dengan
berbagai cara, mereka ingin memisahkan Randy dan Rara. Tetapi usaha yang mereka
lakukan sia-sia karena mereka saling mencinta apa adanya.



0 komentar:
Posting Komentar